Rasulullah SAW di Masjid Al-Aqsha Menjelang Isra Mikraj
Peristiwa Isra Mikraj adalah salah satu mukjizat terbesar yang dialami Rasulullah Muhammad SAW. Perjalanan malam yang membawa beliau dari Masjidil Haram di Makkah menuju Masjid Al-Aqsha, lalu naik ke langit hingga Sidratul Muntaha, menjadi tonggak spiritual yang membentuk fondasi ibadah umat Islam hingga hari ini. Namun, ada satu fase penting yang sering dilupakan: kegiatan Rasulullah SAW ketika berada di kompleks Masjid Al-Aqsha sebelum Mikraj dimulai.
Artikel panjang ini membahas secara detail aktivitas Rasulullah selama berada di Masjid Al-Aqsha, sekaligus menggabungkannya dengan penjelasan peta kompleks Al-Aqsha sebagaimana dijelaskan sejumlah pakar sejarah dan arkeologi Islam. Hasilnya adalah gambaran yang runtut, jelas, dan mudah dipahami tentang apa saja yang terjadi sebelum Rasulullah SAW naik ke langit.
Sekilas Tentang Isra Mikraj
Isra Mikraj terdiri dari dua perjalanan besar:
-
Isra: perjalanan malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha.
-
Mikraj: perjalanan dari bumi menuju langit lapis demi lapis hingga Sidratul Muntaha.
Isra menunjuk pada perjalanan horizontal, sementara Mikraj merujuk pada perjalanan vertikal. Kedua perjalanan ini berlangsung pada satu malam dalam keadaan sadar, bukan mimpi, sebagaimana ditegaskan banyak ulama.
Dalam perjalanan ke Al-Aqsha, Rasulullah SAW menunggangi Buraq, makhluk ciptaan Allah yang sangat cepat. Didampingi malaikat Jibril, beliau melewati berbagai tempat penting, seperti Madinah, Bukit Sinai, dan Betlehem.
Tiba di Masjid Al-Aqsha: Titik Penting Isra Sebelum Mikraj
Masuk ke Area Haram Al-Aqsha
Ketika Rasulullah SAW tiba di Bayt al-Maqdis, Jibril menuntun beliau memasuki area suci yang kini dikenal sebagai Haram Al-Aqsha. Penting ditegaskan bahwa Masjid Al-Aqsha bukan hanya satu bangunan, melainkan satu kompleks besar yang meliputi:
-
Masjid Qibli (bangunan berkubah abu-abu yang menghadap kiblat)
-
Dome of the Rock (Kubah Emas)
-
Mushalla Al-Marwani
-
berbagai musala kecil, makam, dan ruang ibadah
Total luasnya mencapai sekitar 14 hektare, dipagari tembok besar di keempat sisi. Inilah "Masjid Al-Aqsha" yang dimaksud dalam Surah Al-Isra ayat 1.
Jadi, secara historis, Rasulullah SAW tidak datang ke satu bangunan tunggal, tetapi ke seluruh area suci tempat para nabi dahulu beribadah.
Shalat Dua Rakaat di Masjid Al-Aqsha
Setelah masuk, Rasulullah SAW melaksanakan shalat dua rakaat sebagaimana diriwayatkan dalam sejumlah hadis sahih. Para ulama sepakat bahwa shalat ini merupakan:
-
bentuk penghormatan kepada masjid
-
penegasan hubungan spiritual antara Nabi Muhammad SAW dan para nabi sebelumnya
-
penanda bahwa beliau benar-benar tiba di Masjid Al-Aqsha, bukan sekadar pengalaman simbolis
Beberapa riwayat menyebutkan bahwa Rasulullah SAW shalat di area yang kini menjadi Masjid Qibli, bangunan berkubah gelap yang berada di sisi selatan kompleks Al-Aqsha.
Diperlihatkan Peta dan Struktur Masjid oleh Malaikat Jibril
Menurut penjelasan ulama tafsir serta analisis arkeologi modern, Rasulullah SAW diperlihatkan berbagai bagian dari kompleks masjid. Jibril memperkenalkan struktur tempat ini sebagai:
-
pusat ibadah para nabi
-
tempat turunnya banyak wahyu
-
kiblat pertama umat Islam
Jibril menunjukkan area-area yang kelak menjadi saksi perjalanan spiritual para nabi, termasuk tempat berdirinya Bait Sulaiman (Haikal Sulaiman) pada masa Nabi Sulaiman AS.
Penjelasan ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW memiliki pengetahuan langsung tentang kawasan suci tersebut, yang kemudian menjadi bukti kebenaran Isra ketika orang-orang Quraisy meminta bukti.
Rasulullah SAW Mengenali Masjid Al-Aqsha Meski Belum Pernah Datang
Dalam hadis sahih riwayat Bukhari, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ketika Quraisy meminta bukti keberadaannya di Al-Aqsha, Allah SWT “menampakkan” masjid itu di hadapan beliau sehingga bisa mendeskripsikan detailnya tanpa ragu.
Hal ini memberikan makna penting:
-
Masjid Al-Aqsha memang sudah menjadi kawasan suci sejak generasi nabi sebelumnya.
-
Rasulullah SAW membuktikan secara fisik keberadaannya di sana.
-
Struktur masjid bukanlah satu bangunan saja melainkan kompleks besar.
Mengimami Para Nabi: Momen Paling Agung di Al-Aqsha
Salah satu kegiatan Rasulullah SAW yang paling monumental sebelum Mikraj adalah mengimami shalat seluruh nabi dan rasul yang dihadirkan oleh Allah SWT.
Hadis riwayat Muslim menyebutkan para nabi yang hadir di antaranya:
-
Nabi Adam
-
Nabi Ibrahim
-
Nabi Musa
-
Nabi Isa
-
Nabi Daud
-
Nabi Sulaiman
-
para nabi Bani Israil lainnya
Momen ini menegaskan kedudukan Rasulullah SAW sebagai:
-
Khatamun Nabiyyin (penutup para nabi)
-
imam para nabi di dunia dan akhirat
-
penerus sekaligus penyempurna risalah tauhid
Peristiwa ini pula yang menunjukkan bahwa Masjid Al-Aqsha menjadi titik penghubung seluruh tradisi kenabian.
Penjelasan Letak Peristiwa Shalat Para Nabi
Menurut penjelasan sejarawan, shalat tersebut kemungkinan berlangsung di area yang kini:
-
berada dekat Dome of the Rock, tempat berdirinya batu yang menjadi saksi awal Mikraj
-
atau di area Masjid Qibli (sisi selatan)
Kedua lokasi ini merupakan bagian inti kompleks Al-Aqsha yang memiliki sejarah panjang sejak masa Nabi Sulaiman AS.
Dome of the Rock: Tempat
Nabi Memulai Mikraj
Setelah seluruh kegiatan di Masjid Al-Aqsha selesai, Rasulullah SAW dibawa oleh Jibril menuju sebuah batu besar yang kini berada di dalam Kubah Batu (Dome of the Rock).
Tempat ini disebut oleh banyak sejarawan sebagai:
-
lokasi Nabi Muhammad SAW memulai Mikraj
-
batu yang menyaksikan keberangkatan beliau menuju langit
-
tempat malaikat berkumpul menyambut perjalanan agung ini
Batu ini bukan untuk disembah, tetapi dihormati sebagai situs sejarah perjalanan Mikraj.
Persiapan Mikraj oleh Malaikat Jibril
Setelah mengimami para nabi, Jibril memberi penjelasan kepada Rasulullah SAW mengenai:
-
perjalanan ke langit
-
para malaikat yang akan ditemui
-
para nabi di setiap lapisan langit
-
tanda-tanda akhirat yang akan diperlihatkan
-
perjumpaan dengan Sidratul Muntaha dan Baitul Makmur
Proses ini menunjukkan bahwa Mikraj bukan sekadar perjalanan spontan, melainkan perjalanan terencana, terstruktur, dan bersifat spiritual-fisik secara bersamaan.
Pentingnya Peta Masjid Al-Aqsha dalam Memahami Isra Mikraj
Banyak orang salah memahami Al-Aqsha sebagai satu bangunan, padahal:
-
Kubah Emas (Dome of the Rock) bukan Masjid Al-Aqsha
-
Masjid berkubah hitam (Masjid Qibli) adalah bagian Al-Aqsha
-
seluruh kompleks seluas 14 hektare adalah Masjid Al-Aqsha
Pemahaman ini penting karena:
-
menjelaskan mengapa banyak hadis menyebut berbagai lokasi berbeda
-
memudahkan memahami jalur Rasulullah SAW di kompleks tersebut
-
menghubungkan peristiwa Isra dengan sejarah para nabi Bani Israil
Rasulullah SAW Sebelum Mikraj (Rangkuman Utama)
Dalam urutan yang lebih jelas, berikut aktivitas beliau di Masjid Al-Aqsha:
-
Tiba melalui Isra bersama Jibril
-
Masuk ke kompleks Haram Al-Aqsha
-
Melihat dan mengenali struktur masjid
-
Melaksanakan shalat dua rakaat
-
Mengimami shalat seluruh nabi
-
Mendapat penjelasan dari Jibril tentang Mikraj
-
Dibawa ke lokasi Batu Mikraj
-
Memulai perjalanan menuju langit
Urutan ini memperlihatkan bahwa Rasulullah SAW tidak langsung Mikraj, tetapi mengalami kegiatan spiritual dan simbolis yang sangat penting terlebih dahulu.
Makna Besar Kegiatan Rasulullah di Masjid Al-Aqsha
Ada beberapa hikmah penting dari seluruh rangkaian kegiatan ini:
-
Mengukuhkan hubungan Islam dengan Baitul Maqdis
-
Menegaskan bahwa risalah Islam adalah kelanjutan risalah para nabi
-
Menjadikan Masjid Al-Aqsha sebagai masjid suci ketiga dalam Islam
-
Membuktikan secara fisik perjalanan Isra
-
Menguatkan legitimasi Rasulullah SAW sebagai pemimpin seluruh nabi
Peristiwa ini menjadi bukti bahwa Baitul Maqdis merupakan wilayah suci yang memiliki akar sejarah sangat dalam.
BENTUK BURĀQ, ASAL-USULNYA, DAN URUTAN PERJALANAN ISRA MIKRAJ
1. Apa Itu Burāq?
Burāq adalah makhluk ciptaan Allah yang menjadi tunggangan Nabi Muhammad ﷺ dalam perjalanan Isra dan Mikraj. Kata al-Burāq berasal dari kata al-barq (البرق) yang berarti kilat, menggambarkan betapa cepatnya ia bergerak.
Burāq bukan kuda, bukan keledai, dan bukan binatang dunia. Ia adalah makhluk ghaib yang Allah ciptakan khusus untuk para nabi. Ia juga bukan malaikat, tetapi makhluk tersendiri dengan bentuk dan sifat yang berbeda.
2. Bentuk Fisik Burāq (Menurut Riwayat Sahih)
Dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi menggambarkan Burāq dengan ciri sebagai berikut:
Ciri-Ciri Burāq
-
Warna putih bersinar.
-
Ukurannya di antara kuda dan keledai, tidak terlalu besar dan tidak kecil.
-
Kecepatannya sangat tinggi. Nabi ﷺ menjelaskan:
“Langkahnya sejauh mata memandang.” (HR Muslim)
-
Memiliki dua sayap kecil pada sisi tubuhnya (disebut dalam sebagian riwayat atsar, bukan dalam hadis sahih).
-
Tubuhnya indah dan bersih, diciptakan khusus untuk perjalanan para nabi.
Kesalahan yang Sering Beredar
-
Gambar manusia berkepala wanita atau binatang berwajah perempuan adalah tidak benar dan bertentangan dengan riwayat sahih.
-
Burāq tidak memiliki wajah manusia — itu berasal dari seni Persia abad pertengahan, bukan dari hadis.
Jadi bentuk Burāq yang benar:
➡ Putih, bersinar, lebih besar dari keledai dan lebih kecil dari kuda, sangat cepat, bukan manusia-binatang campuran.
3. Asal Usul Burāq
Burāq bukan makhluk biasa. Para ulama menjelaskan:
(1) Ciptaan Allah Khusus untuk Para Nabi
Ibnu Katsir dalam Al-Bidāyah wa an-Nihāyah menulis bahwa:
Burāq digunakan oleh para nabi sebelum Nabi Muhammad ﷺ.
Dalam beberapa riwayat disebutkan:
-
Nabi Ibrahim juga pernah menungganginya.
-
Para utusan Allah dari kalangan nabi diberi kemudahan perjalanan dengan Burāq.
Artinya, Burāq bukan makhluk baru, tetapi makhluk yang Allah siapkan untuk tugas besar para nabi.
(2) Tidak Hidup di Langit dan Tidak di Bumi
Burāq adalah makhluk ghaib yang tidak termasuk hewan bumi atau hewan langit seperti burung. Ia hanya muncul ketika Allah perintahkan.
4. URUTAN PERJALANAN ISRA MIKRAJ DAN PERAN BURĀQ
Perjalanan Isra Mikraj memiliki dua tahap:
A. Perjalanan Isra (Mekah → Masjid al-Aqsa)
Burāq berperan di bagian ini.
Tahap 1 — Dimulai dari Masjidil Haram
Malam itu dada Nabi disucikan oleh Malaikat Jibril. Setelah itu, Burāq didatangkan untuk membawa Nabi.
Tahap 2 — Nabi Muhammad ﷺ Menunggangi Burāq
Setiap kali melewati tempat bersejarah para nabi, Nabi ﷺ berhenti sebentar untuk salat dua rakaat — seperti:
-
Madinah
-
Madyan (kota Nabi Musa)
-
Bukit Thursina
-
Betlehem (tempat kelahiran Nabi Isa)
Tahap 3 — Tiba di Masjid al-Aqsa
Burāq ditambatkan di pagar tembok yang kini disebut “Dinding Buraq”. Di sanalah Nabi menjadi imam untuk seluruh nabi dalam salat.
Peranan Burāq selesai sampai titik ini.
B. Perjalanan Mikraj (Masjidil Aqsa → Langit Ketujuh → Sidratul Muntaha)
Pada tahap ini, Burāq tidak ikut naik. Sebab:
-
Mikraj adalah pendakian vertikal ke langit,
-
dan transportasinya bukan Burāq, tetapi tangga cahaya yang disebut mi'raj, dipandu Malaikat Jibril.
5. RINGKASAN URUTAN PERJALANAN
ISRA
-
Dada Nabi dibelah dan dibersihkan.
-
Burāq didatangkan.
-
Nabi menunggangi Burāq dari Mekah.
-
Singgah di Madinah, Madyan, Thursina, Betlehem.
-
Tiba di Masjidil Aqsa.
-
Mengimami para nabi.
MIKRAJ
-
Nabi naik ke langit pertama sampai ketujuh.
-
Bertemu para nabi: Adam, Isa & Yahya, Yusuf, Idris, Harun, Musa, Ibrahim.
-
Tiba di Sidratul Muntaha.
-
Menerima perintah salat 50 → menjadi 5 waktu.
-
Kembali ke bumi.
6. PENUTUP: Kedudukan Burāq
Burāq adalah simbol:
-
kekuatan Allah,
-
kemuliaan Nabi Muhammad ﷺ,
-
hubungan kuat para nabi satu sama lain.
Burāq bukan mitos, bukan kisah simbolik, melainkan bagian dari perjalanan nyata Nabi Muhammad ﷺ yang diriwayatkan dalam hadis sahih.
Penutup
Kegiatan Rasulullah SAW di Masjid Al-Aqsha sebelum Mikraj bukanlah peristiwa singkat. Ini adalah rangkaian aktivitas penuh makna yang menghubungkan Rasulullah dengan para nabi sebelumnya sekaligus menyiapkan perjalanan spiritual terbesar dalam sejarah manusia.
Mulai dari shalat dua rakaat, mengimami para nabi, hingga memulai Mikraj dari Batu Suci, semua proses ini menunjukkan betapa agungnya perjalanan yang dikaruniakan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.
Semoga artikel panjang ini membantu memperjelas gambaran lengkap tentang Isra dan Mikraj serta pentingnya Masjid Al-Aqsha sebagai warisan suci umat Islam.













Posting Komentar